PENGGUNAAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) UNTUK MENGIDENTIFIKASI KEGAGALAN MESIN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINDAKAN PERAWATAN PADA STASIUN NUT DAN KERNEL PABRIK KELAPA SAWIT LIBO

Batubara, Rahman Affandi (2020) PENGGUNAAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) UNTUK MENGIDENTIFIKASI KEGAGALAN MESIN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINDAKAN PERAWATAN PADA STASIUN NUT DAN KERNEL PABRIK KELAPA SAWIT LIBO. D3 thesis, Institut Teknologi Sains Bandung.

[thumbnail of TA_Rahman Affandi_011.17.007_AWAL.pdf] Text
TA_Rahman Affandi_011.17.007_AWAL.pdf

Download (603kB)
[thumbnail of TA_Rahman Affandi_011.17.007_BAB 1.pdf] Text
TA_Rahman Affandi_011.17.007_BAB 1.pdf

Download (275kB)
[thumbnail of TA_Rahman Affandi_011.17.007_DAFTAR PUSTAKA.pdf] Text
TA_Rahman Affandi_011.17.007_DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (376kB)
[thumbnail of TA_Rahman Affandi_011.17.007_JURNAL.pdf] Text
TA_Rahman Affandi_011.17.007_JURNAL.pdf

Download (632kB)

Abstract

Stasiun nut dan kernel merupakan stasiun yang memiliki jumlah mesin paling banyak jika dibandingkan dengan stasiun lain yang ada di Pabrik Kelapa Sawit. Salah satu jenis mesin yang paling banyak adalah alat angkut, alat angkut memiliki peran yang sangat penting karena dia berfungsi untuk mengirimkan bahan yang diolah menuju ke proses pengolahan berikutnya. Apabila alat angkut mengalami kerusakan proses pengolahan dapat terhenti, karena bahan tidak bisa dikirimkan menuju ke proses pengolahan berikutnya. Kebanyakan alat angkut yang terdapat di PKS tidak memiliki cadangan sehingga jika terjadi kerusakan proses pun akan dihentikan. Stasiun nut dan kernel sendiri memiliki 18 buah alat angkut yang berjenis conveyor dan elevator. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin-mesin khususnya alat angkut, diperlukan tindakan perawatan yang tepat agar proses pengolahan yang berlangsung dapat bejalan dengan lancar. Cara yang tepat untuk melakukan dan menentukan tindakan perawatan adalah dengan mengidentifikasi kegagalan yang terjadi. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang yang dapat mengidentifikasi kegagalan. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Melalui metode FMEA akan diketahui kegagalan komponen kritis pada suatu sistem berdasarkan nilai Risk Priority Number (RPN). Kegagalan komponen kritis merupakan jenis kegagalan dengan nilai RPN >100. Kemudian komponen tersebut akan menjadi prioritas dalam melakukan tindakan perawatan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kegagalan komponen kritis pada stasiun nut & kernel adalah keausan pada liner wet kernel elevator (RPN: 168) dan baut bucket wet kernel elevator patah (RPN: 126). Tindakan perawatan yang dilakukan untuk meminimalkan potensi breakdown adalah dengan melakukan penggantian komponen (replacement). Penggantian komponen dijadwalkan berdasarkan Mean Time Between Failure (MTBF) atau rata-rata waktu antarkegagalan suatu komponen. Berdasarkan perhitungan MTBF, liner wet kernel elevator dijadwalkan untuk diganti setiap 3.039 jam (7 bulan) penggunaan dan baut bucket wet kernel elevator dijadwalkan untuk diganti setiap 2.026 jam (5 bulan) penggunaan.

Item Type: Thesis (D3)
Contributors:
Contribution
Contributors/Pembimbing
NIDN
Thesis advisor
Darma, Asep Yunta
NIDN0426097003
Thesis advisor
Haq, Idad Syaeful
NIDN0405077201
Uncontrolled Keywords: Stasiun Nut & Kernel, Alat Angkut, FMEA, RPN, Perawatan
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Fakultas Vokasi > Teknologi Pengolahan Sawit
Depositing User: Perpustakaan ITSB
Date Deposited: 23 Jul 2024 03:02
Last Modified: 23 Jul 2024 03:02
URI: https://repository.itsb.ac.id/id/eprint/520

Actions (login required)

View Item
View Item