PENGARUH KOEFISIEN DISTRIBUSI FE-SN TERHADAP PEROLEHAN LOGAM TIMAH PADA PELEBURAN BIJIH TIMAH DENGAN TEKNOLOGI TOP SUBMERGED LANCE AUSMELT DI PT TIMAH TBK

Parsetiyo, Arif (2024) PENGARUH KOEFISIEN DISTRIBUSI FE-SN TERHADAP PEROLEHAN LOGAM TIMAH PADA PELEBURAN BIJIH TIMAH DENGAN TEKNOLOGI TOP SUBMERGED LANCE AUSMELT DI PT TIMAH TBK. S1 thesis, Institut Teknologi Sains Bandung.

[thumbnail of TA_ARIF PRASETIYO_123.22.904_AWAL.pdf] Text
TA_ARIF PRASETIYO_123.22.904_AWAL.pdf

Download (653kB)
[thumbnail of TA_ARIF PRASETIYO_123.22.904_BAB 1.pdf] Text
TA_ARIF PRASETIYO_123.22.904_BAB 1.pdf

Download (693kB)
[thumbnail of TA_ARIF PRASETIYO_123.22.904_DAFTAR PUSTAKA.pdf] Text
TA_ARIF PRASETIYO_123.22.904_DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (392kB)
[thumbnail of TA_ARIF PRASETIYO_123.22.904_JURNAL.pdf] Text
TA_ARIF PRASETIYO_123.22.904_JURNAL.pdf

Download (1MB)

Abstract

Studi ini bermaksud untuk mengatasi permasalahan yang timbul dalam proses peleburan yang sudah ada selama ini di PT Timah Tbk dengan alternatif penambahan teknologi peleburan timah dengan teknologi Top Submerged Lance (TSL) Ausmelt Furnace. Proses peleburan yang dilakukan di PT Timah Tbk yang lama merupakan proses peleburan dengan tanur tetap (reverberatory furnace) yang berlangsung dalam 2 tahap dan 20 – 24 jam untuk setiap tahapnya. Pada peleburan tahap 1, menghasilkan terak 1 dengan kadar Sn tinggi 8 – 20 % sehingga harus diproses kembali pada peleburan tahap 2. Konsentrat timah dengan kadar > 68% Sn sudah terbatas. Penggunaan konsentrat timah dari tambang dengan kadar < 68% Sn juga menyebabkan meningkatnya material sirkulasi (backlog) karena tanur tetap (reverberatory furnace) tidak mempunyai fleksibilitas untuk mengolah konsentrat timah kadar rendah (<68% Sn). Tanur Ausmelt sebagai solusi alternatif memiliki keunggulan dibandingkan tanur tetap (reverberatory furnace) yaitu mampu mengolah bijih dengan kadar (SnO2) rendah (<68% Sn). Produksi logam timah dengan Top Submerged Lance (TSL) Ausmelt Furnace berlangsung melalui tahap peleburan (smelting stage) dan tahap reduksi terak (slag reduction) dengan durasi yang lebih singkat. Secara umum, reaksi kesetimbangan ( equilibrium ) yang mendefinisikan sifat dua tahap dari proses peleburan bijih timah , diberikan pada Persamaan SnO (slag) + Fe [metal]  Sn [metal] + FeO (slag) [5,8]. Dalam peleburan timah, koefisien distribusi mengacu pada rasio elemen atau zat tertentu dalam berbagai fase proses peleburan, biasanya antara fase timah cair dan terak atau fase lainnya. Koefisien distribusi merupakan parameter penting yang mempengaruhi efisiensi proses peleburan dan kemurnian logam timah yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Teknologi Top Submerged Lance Ausmelt Furnace telah mampu melebur konsentrat bijih timah dengan komposisi Konsentrat 1: 70,50 %, Konsentrat 2: 62,59 %, Konsentrat 3: 43,86 % sehingga didapatkan kadar rata-rata sebesar 58,98 %. Tahapan yang berlangsung yakni tahap Smelting dan Reduction, didapatkan siklus peleburan sebanyak 7 siklus dan menghasilkan logam timah sebesar 340,48 Ton dengan kadar Sn pada logam antara 99,33 – 99,47 %. Hasil proses pengujian pada siklus (batch) ke-7 diperoleh nilai koefisien distribusi Fe-Sn (k) tertinggi sebesar 2.807 dan koefisien distribusi terendah pada siklus (batch) ke-5 dengan nilai 600 di bawah nilai kriteria 1.100.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
Contribution
Contributors/Pembimbing
NIDN
Thesis advisor
Wahyudi, Soleh
NIDN0410017105
Thesis advisor
Soepriyanto, Syoni
NIDN
Uncontrolled Keywords: Peleburan, Top Submerged Lance (TSL) Ausmelt, Koefisien Distribusi
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy
Divisions: Fakultas Teknik dan Desain > Teknik Metalurgi
Depositing User: Perpustakaan ITSB
Date Deposited: 15 Nov 2024 09:36
Last Modified: 15 Nov 2024 09:36
URI: https://repository.itsb.ac.id/id/eprint/998

Actions (login required)

View Item
View Item