PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DI PABRIK KELAPA SAWIT (KASUS PADA PABRIK KELAPA SAWIT LIBO)

Produk yang dihasilkan pabrik kelapa sawit adalah Crude Palm Oil (CPO ) dan kernel. Disamping menghasilkan produk, pabrik kelapa sawit juga menghasilkan limbah. Limbah yang dihasilkan diantaranya tergolong Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Limbah B3 ini tidak bisa dibuang begitu saja karena dapat mengganggu kesehatan dan mencemari lingkungan sekitar. Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan limbah B3 sebelum dibuang. Hal ini diatur didalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis limbah B3 yang dihasilkan di Pabrik Kelapa Sawit dan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan limbah B3 di Pabrik Kelapa Sawit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif evaluatif. Penelitian dilakukan di PT. Ivo Mas Tuggal unit Libo Mill yang terletak di Desa Samsam, Kecamatan Kandis, Kabupaten Siak, provinsi Riau. Langkah-langkah penelitian meliputi, mengidentifikasi jenis limbah yang dihasilkan di pabrik kelapa sawit, mengidentifikasi pengelolaan limbah di pabrik kelapa sawit, mengidentifkasi limbah yang tergolong limbah B3, mengidentifikasi pengelolaan limbah B3 di pabrik kelapa sawit, dan mengkaji pengelolaan limbah B3 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Data yang digunakan dari penelitian ini adalah data hasil observasi lapangan, wawancara, dan dokumen perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan Pabrik Kelapa Sawit Libo menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yaitu oli bekas, aki bekas, fuel filter atau oil filter bekas, lampu neon bekas, kain majun bekas, dan kemasan bekas. Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di Pabrik Kelapa Sawit Libo terdiri dari Pengurangan Limbah B3, Penyimpanan Limbah B3 dan Pengangkutan Limbah B3. Terdapat beberapa ketidaksesuaian diberbagai tahap penyimpanan limbah B3 seperti masih ada kemasan limbah B3 jenis oli bekas yang berkarat, pemberian simbol limbah B3 yang tidak sesuai, pemberian label limbah B3 masih kurang informasi tentang penghasil limbah B3, pengemasan kemasan bekas laboratorium masih menggunakan karung dan juga tidak ada pengemasan pada limbah B3 jenis aki bekas.