INTERPRETASI DATA GEOPHYSICAL WELL LOGGING DALAM ANALISIS HUBUNGAN DENSITY LOG DENGAN KANDUNGAN ABU, KADAR KELEMBABAN DAN NILAI KALORI BATUBARA DI AREA “X” KUTAI LAMA KALIMANTAN TIMUR

Telah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode Well Logging di area “X”, daerah Kutai Lama, Kalimantan Timur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui litologi batubara permukaan dan untuk mengetahui hubungan nilai log densitas dengan parameter kandungan abu, kadar kelembaban dan nilai kalori batubara melalui pendekatan statistik metode trideline scatterplot bivariant. Hasil interpretasi data geophysical well logging menunjukkan bahwa litologi penyusun yang dominan adalah batulempung, batupasir, batubara, dan batulanau. Selain itu, diperoleh nilai rata-rata densitas batubara Blok M 1,60 gr/cc dan Blok E 1,73 %, kadar kelembaban rata-rata pada Blok M 35,91% dan Blok E 26,26% dan kandungan abu Blok M 5,70% dan Blok E 2,55% (as received), dan nilai kalori rata-rata pada Blok M 3954,57 kcal/kg dan Blok E 5197,0 kcal/kg (as received). Dengan menggunakan metode Trideline Scatterplot Bivariant yang digunakan, berdasarkan hasil penelitian ini memiliki hubungan korelasi yang sangat lemah hingga lemah. Dari analisa hubungan nilai log densitas dengan kadar kelembaban memiliki nilai korelasi R2 = 0,057 pada Blok M dan R2 = 0,0062 pada Blok E (korelasi sangat lemah). Hubungan nilai log densitas dengan nilai kalori memiliki nilai korelasi R2 = 0,0055 pada Blok M (korelasi sangat lemah). dan R2 = 0,3612 (korelasi lemah). Hubungan nilai log densitas dengan kandungan abu memiliki nilai korelasi R2 = 0,0401 pada Blok M (korelasi sangat lemah) dan R2 = 0,2542 pada Blok E (korelasi lemah). Berdasarkan penelitian ini, pendekatan korelasi antara nilai log densitas dengan parameter kandungan abu, kadar kelembaban, dan nilai kalori batubara tidak dapat dijadikan acuan dalam menentukan kualitas batubara terhadap nilai log densitas. Hal ini disebabkan karena keterbatasan data kualitas batubara dan titik bor yang digunakan sehingga distribusi data yang dihasilkan dalam penentuan nilai korelasi tersebut tidak menghasilkan nilai koefisien korelasi yang baik.