PREDIKSI TEKANAN PORI PADA SUMUR ”MON“ LAPANGAN “TRIX“ MENGGUNAKAN METODA EATON

Fenomena waktu tidak produktif saat kegiatan pengeboran 40% terjadi akibat dari permasalahan mengenai tekanan di bawah permukaan. Identifikasi dan prediksi tekanan pori suatu formasi sangat menentukan keberhasilan proses pengeboran. Maka dari itu, prediksi dan analisis tekanan pori yang baik mutlak dibutuhkan untuk mengoptimalkan proses pengeboran seperti perencanaan casing design, estimasi berat lumpur, dan mitigasi bencana pengeboran akibat zona over pressure, serta dapat menekan biaya dalam operasional pengeboran itu sendiri. Untuk keberhasilan dan keselamatan aktivitas pengeboran, beberapa parameter tekanan yang harus diperhatikan, seperti tekanan pori (pore pressure), tekanan rekah (fracture pressure), dan tekanan overburden. Definisi tekanan merupakan gaya yang diakibatkan oleh berat batuan formasi. Sedangkan tekanan pori merupakan tekanan yang disebabkan oleh fluida (gas, minyak dan air) yang terdapat didalam pori batuan tersebut. Tekanan rekah sendiri merupakan total dari tekanan yang dapat ditahan oleh formasi sebelum suatu formasi tersebut rusak atau pecah. Tekanan overburden merupakan tekanan yang menekan suatu titik formasi pada kedalaman tertentu akibat berat total batuan dan fluida diatas kedalaman formasi tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh hasil dari prediksi tekanan pori dari data sonic log sumur “MON” pada lapangan “TRIX”. Selain itu, pada penelitian ini pula dilakukan penentuan eksponen Eaton yang tepat untuk prediksi tekanan pori. Setelah itu dilakukan kalibrasi hasil prediksi guna mengetahui keberhasilan perhitungan. Berdasarkan kalibrasi hasil perhitungan tekanan pori, terdapat tekanan hidrostatik akibat mud weight yang lebih besar dibandingkan tekanan rekah pada kedalaman 2700 ft. Pada saat kondisi pemboran dikedalaman tersebut terjadi indikasi loss, namun dapat diatasi dengan penggunaan LCM. Pada bagian LOT 1 dan LOT 2 kemngkinan terjadi adanya abnormaly high pressure dengan mekanisme loading yang ditandai dengan nilai tiap LOT lebih besar dari tekanan rekah. Khusus pada LOT 2 terjadi formation breakdown pressure dimana harga LOT lebih besar dibandingkan overburden. Zona overpressure terdapat pada kedalaman 3542 ft , indentifikasi tersebut diperkuat dengan menurunnya nilai densitas seiring bertambahnya kedalaman dan juga naiknya nilai transit-time seiring bertambahnya kedalaman yang menandakan adanya overpressure pada kedalaman tersebut.