ANALISA KEDALAMAN TERBENTUKNYA WAX PADA SUMUR "X" LAPANGAN "Y"

Caldas, Laurensius Apri Prasetyo (2021) ANALISA KEDALAMAN TERBENTUKNYA WAX PADA SUMUR "X" LAPANGAN "Y". S1 thesis, Institut Teknologi Sains Bandung.

[thumbnail of TA_LAURENSIUS_124.16.005_AWAL.pdf] Text
TA_LAURENSIUS_124.16.005_AWAL.pdf

Download (3MB)
[thumbnail of TA_LAURENSIUS_124.16.005_BAB1.pdf] Text
TA_LAURENSIUS_124.16.005_BAB1.pdf

Download (15kB)
[thumbnail of TA_LAURENSIUS_124.16.005_DAFTAR PUSTAKA.pdf] Text
TA_LAURENSIUS_124.16.005_DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (10kB)
[thumbnail of TA_LAURENSIUS_124.16.005_JURNAL TA.pdf] Text
TA_LAURENSIUS_124.16.005_JURNAL TA.pdf

Download (576kB)

Abstract

Ketika temperatur crude oil berkurang, komponen-komponen berat seperti paraffin/wax akan terpresipitasi dan mengendap pada dinding pipa. Pengendapan wax dapat menyebabkan diameter internal pipa berkurang dan pipa tersumbat (Ansyori, 2016). Laju produksi yang rendah dapat mempengaruhi terjadinya deposit wax karena waktu tinggal minyak yang lama di pipa. Waktu tinggal minyak yang lama, menyebabkan adanya panas yang hilang ke udara sekitar sehingga menurunkan temperatur minyak saat mengalir (Ati, 2016). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui prediksi pola aliran, prediksi penurunan tekanan dan temperatur pada Sumur X dan juga kedalaman terbentuknya wax pada Sumur X. dalam menentukan pola aliran pada pipa vertikal, digunakan metode Shell’s Multiphase Flow Mapping. Untuk menentukan prediksi penurunan tekanan dan temperatur pada Sumur X, digunakan metode Orkizewski dengan bantuan software PIPESIM 2011. Untuk mengetahui kedalaman terbentuknya wax pada Sumur X digunakan metode Coutinho dengan bantuan software MULTIFLASH 4.0 yang terintegrasi dengan PIPESIM 2011. Pola aliran pada Sumur X kondisi Natural Flow tidak berubah setelah dilakukan sensitivitas IPR dengan tekanan statis reservoir 1245, 1121, 997, 873 dan 749 psi. Berdasarkan Shell’s multiphase flow mapping, pola aliran Sumur X dari kedalaman 5070 – 4200 ft adalah intermittent flow yang lebih condong ke churn flow. Pada kedalaman 4200 - 0 ft, pola aliran pada Sumur X adalah Annular dispersed flow. Fase wax pada Sumur X kondisi Natural Flow akan muncul pertama kali pada temperatur 129,9 °F setelah mencapai permukaan pada saat tekanan statis reservoir mencapai 1121 psi. Pada kondisi Artificial Lift Pola aliran pada Sumur X tidak berubah setelah dilakukan sensitivitas IPR dengan tekanan statis reservoir 983, 883, 783, 683 dan 583 psi. Berdasarkan Shell’s multiphase flow mapping, pola aliran Sumur X dari kedalaman 5070 - 4200 ft adalah intermittent flow yang lebih condong ke churn flow. Pada kedalaman 4200 - 0 ft, pola aliran pada Sumur X adalah Annular dispersed flow. Fase wax pada Sumur X kondisi Artificial Lift akan muncul pertama kali pada temperatur 130 °F di kedalaman ± 73 ft, pada saat tekanan statis reservoir mencapai 983 psi.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
Contribution
Contributors/Pembimbing
NIDN
Thesis advisor
Prasetyo, Aries
NIDN0414046806
Uncontrolled Keywords: Pola aliran pada pipa vertikal, distribusi tekanan dan temperatur, wax.
Subjects: Q Science > QC Physics
Q Science > QD Chemistry
Q Science > QE Geology
Divisions: Fakultas Teknik dan Desain > Teknik Perminyakan
Depositing User: Perpustakaan ITSB
Date Deposited: 27 Jul 2024 12:47
Last Modified: 27 Jul 2024 12:47
URI: https://repository.itsb.ac.id/id/eprint/738

Actions (login required)

View Item
View Item