Andrianto, Dede (2019) STUDI PROSES PELINDIAN BIJIH EMAS DARI TAPANULI BARAT MENGGUNAKAN LARUTAN AMONIA TIOSULFAT SEBAGAI REAGEN PELINDI. S1 thesis, Institut Teknologi Sains Bandung.
TA_123.15.008_DEDE ANDRIANTO_AWAL.pdf
Download (1MB)
TA_123.15.008_DEDE ANDRIANTO_BAB 1.pdf
Download (1MB)
TA_123.15.008_DEDE ANDRIANTO_DAFTAR PUSTAKA.pdf
Download (913kB)
Abstract
Ekstraksi emas dengan menggunakan sianida mempunyai permasalahan lingkungan yang ditimbulkan dan juga efisiensinya yang rendah dalam mengolah bijih emas refraktori. Karena itu, saat ini penelitian emas banyak dilakukan untuk pencarian metode alternatif. Amonia tiosulfat merupakan pelarut nontoksik untuk pelindian emas, sehingga cukup menjanjikan untuk menggantikan sianida. Permasalahan utama proses ini yaitu konsumsi tiosulfat dan komplikasi reaksi yang terjadi pada proses pelindiannya. Penelitian ini menyajikan studi mengenai pengaruh konsentrasi tiosulfat dan amonia terhadap konsumsi tiosulfat, ekstraksi emas, dan ekstraksi perak. Percobaan pelindian dilakukan menggunakan bijih refraktori dari Tapanuli Barat. Bijih sebanyak 250 gram dilindi dalam 625 ml larutan pelindi dengan cara agitasi. Variasi konsentrasi tiosulfat yang digunakan yaitu 0,1;0,3;0,5;0,7 M dengan konsentrasi amonia 0,5 M. Variasi konsentrasi amonia yaitu 0,15;0,35;0,5 M dengan konsentrasi tiosulfat 0,3 M. Sampling larutan dilakukan pada waktu pelindian 1, 3, 5, dan 8 jam untuk mengukur pH, potensial, konsumsi tiosulfat dan ekstraksi emas dan perak. Konsumsi tiosulfat diperoleh dari titrasi iodimetri terhadap larutan lindi. Ekstraksi emas dan perak didapat dari hasil pengukuran menggunakan instrument Atomic Absorbtion Spectrophotometry (AAS) terhadap larutan lindi. Digest dengan aquaregia dilakukan pada residu akhir dan diuji kadar emas dan perak. Hasil ekstraksi terbaik pada konsentrasi amonia 0,5 M dan tiosulfat 0,5 M yaitu sebesar 70,51 % emas dan 76,73 % perak. Semakin tinggi konsentrasi tiosulfat yang digunakan maka akan semakin tinggi persen ekstraksi emas. Semakin besar konsentrasi amonia yang digunakan, menghasilkan nilai persen ekstraksi emas yang semakin tinggi di awal waktu pelindian (1 jam). Konsumsi tiosulfat tidak efisien ketika komposisi larutan tiosulfat banding amonia dengan perbandingan < 1 dan waktu pelindian lebih dari satu jam.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Contributors: | Contribution Contributors/Pembimbing NIDN Thesis advisor Soepriyanto, Syoni NIDN Thesis advisor Fathoni, M. Wildanil NIDN |
Uncontrolled Keywords: | ekstraksi, pelindian, bijih emas refraktori, amonium tiosulfat, konsumsi tiosulfat. |
Subjects: | Q Science > QC Physics Q Science > QD Chemistry T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy T Technology > TP Chemical technology |
Divisions: | Fakultas Teknik dan Desain > Teknik Metalurgi |
Depositing User: | Perpustakaan ITSB |
Date Deposited: | 22 Jul 2024 07:23 |
Last Modified: | 24 Jul 2024 14:14 |
URI: | https://repository.itsb.ac.id/id/eprint/491 |