STUDI PROSES PELINDIAN BIJIH EMAS MENGGUNAKAN LARUTAN AMONIA TIOSULFAT DENGAN PENAMBAHAN EDTA SEBAGAI ADITIF

Rizal, Roziq Fatikhatur (2019) STUDI PROSES PELINDIAN BIJIH EMAS MENGGUNAKAN LARUTAN AMONIA TIOSULFAT DENGAN PENAMBAHAN EDTA SEBAGAI ADITIF. S1 thesis, Institut Teknologi Sains Bandung.

[thumbnail of TA_123.15.005_ROZIQ FATIKHATUR RIZAL_AWAL.pdf] Text
TA_123.15.005_ROZIQ FATIKHATUR RIZAL_AWAL.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of TA_123.15.005_ROZIQ FATIKHATUR RIZAL_BAB 1.pdf] Text
TA_123.15.005_ROZIQ FATIKHATUR RIZAL_BAB 1.pdf

Download (1MB)

Abstract

Penggunaan tiosulfat-amonia dalam pelindian bijih emas sulfida membutuhkan konsumsi reagen tinggi, karena tiosulfat mudah terdekompisis oleh senyawa Cu- Amonia kompleks yang mengkonsumsi tiosulfat seiring dengan waktu proses. Karena itu dibutuhkan zat tambahan yang bisa meminimalkan konsumsi tiosulfat dalam sistem pelindian. Pada penelitian ini digunakan Etilenediaminetetraasetat Acid (EDTA) dalam sistem dengan harapan dapat menstabilkan kompleks amonia dan menurunkan gangguan ion logam berat asing yang dapat mengganggu sistem dalam larutan agar konsumsi tiosulfat dalam sistem terjaga dan membuat kelarutan emas dan perak meningkat. Pada penelitian ini dilakukan pelindian selama 12 jam dalam temperature ruang dengan persen solid sebesar 28,9%, dan ukuran bijih 200 mesh. Kemudian dilakukan variasi konsentrasi EDTA sebesar (0; 0,25; 0,5; 0,75; 1,0 mM) dan juga memvariasikan perbandingan konsentrasi tiosulfat-amonia sebesar (1:5, 3:5, 5:5). Pada proses pelindian dilakukan sampling pada 1, 3, 5, dan 12 jam. Setiap sampel dilakukan analisis AAS emas dan perak serta dilakukan titrasi untuk menentukan konsumsi tiosulfat. Analisa residu akhir dilakukan guna mengetahui kadar emas sisa pada residu untuk memperoleh persen ekstraksi yang menjadi salah satu point utama dalam pembahasan. Pada hasil penelitian proses pelindian emas dalam sistem tiosulfat-amonia memiliki tren yang cenderung stabil dengan kehadiran 1,0 mM EDTA dengan perolehan 62,302% untuk emas dan 62,571% untuk perak pada perbandingan konsentrasi tiosulfat-amonia 5:5 setelah 12 jam waktu proses. Penambahan EDTA terbukti dapat membantu menstabilkan tiosulfat dalam melarutkan emas dan perak karena EDTA dapat membentuk senyawa kompleks dengan logam-logam asing yang reaktif pada penelitian ini ditemukan kadar tembaga yang cukup tinggi pada bijih yaitu 0,413%. Penambahan EDTA membentuk kompleks Cu-EDTA yang lebih stabil dibandingkan Cu-amonia, ini lah yang menyebabkan tiosulfat terjaganya kestabilan tiosulfat untuk melarutkan emas dan perak.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
Contribution
Contributors/Pembimbing
NIDN
Thesis advisor
Soepriyanto, Syoni
NIDN
Thesis advisor
Fathoni, M. Wildanil
NIDN
Uncontrolled Keywords: Pelindian, Bijih Emas Sulfida, Tiosulfat, Amonia, EDTA.
Subjects: Q Science > QC Physics
Q Science > QD Chemistry
T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy
T Technology > TP Chemical technology
Divisions: Fakultas Teknik dan Desain > Teknik Metalurgi
Depositing User: Perpustakaan ITSB
Date Deposited: 22 Jul 2024 04:20
Last Modified: 24 Jul 2024 14:14
URI: https://repository.itsb.ac.id/id/eprint/481

Actions (login required)

View Item
View Item