Firmansyah, Dedi (2018) PERANCANGAN INDIKATOR LEVEL BERBASIS MICROCONTROLLER PADA SLUDGE TANK DI PABRIK KELAPA SAWIT JELATANG JAMBI. D3 thesis, Institut Teknologi Sains Bandung.
TA_Dedi Firmansyah_011.15.006_AWAL.pdf
Download (891kB)
TA_Dedi Firmansyah_011.15.006_BAB 1.pdf
Download (318kB)
Abstract
Proses penjernihan crude oil merupakan proses terakhir dari pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO). Penjernihan CPO bertujuan untuk memisahkan material yang dapat merusak kualitas seperti sludge (lumpur), air, pasir dan lainnya sekaligus meminimalkan kehilangan minyak yang terkandung didalam sludge. Proses meminimalkan kehilangan minyak yang terkandung didalam sludge (pengolahan sludge) dilakukan menggunakan mesin Sludge Centrifuge. Sludge Centrifuge adalah mesin yang berfungsi untuk mengutip kembali minyak yang terkandung didalam sludge. Pabrik Kelapa Sawit Jelatang memiliki 4 (empat) unit Sludge Centrifuge dengan kapasitas 6 ton/unit. Sludge Centrifuge di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Jelatang mampu mengolah sludge secara maksimal sebesar 24 ton/jam. Sludge yang akan di olah Sludge Centrifuge akan dikumpulkan terlebih dahulu di dalam Sludge Tank. Sludge Tank adalah tangki yang berfungsi sebagai penampungan sludge sementara sebelum sludge diumpankan ke Sludge Centrifuge. PKS Jelatang memiliki 2 (dua) unit Sludge Tank dengan kapasitas 15 ton/unit. Pengolahan sludge sesuai dengan SOP dilakukan dengan mengoperasikan 3 unit Sludge Centrifuge dengan memperhatikan jumlah sludge yang terkumpul didalam Sludge Tank. Jumlah sludge yang masuk ke dalam Sludge Tank adalah sebesar 14,2 ton/jam. Jumlah sebesar ini membuat pengoperasian 3 unit Sludge Centrifuge dilakukan dengan jumlah minimal sludge mencapai 6,61 ton di dalam Sludge Tank. Kondisi yang terjadi di PKS Jelatang, pengoperasian Sludge Centrifuge dilakukan saat Sludge Tank telah terisi 13,47 ton sludge dan menimbulkan overflow. Hal ini disebabkan karena alat monitor level sludge tidak dapat memberikan peringatan apapun kecuali gerakan naik dan turun. Hal unik yang ada di PKS Jelatang adalah aliran overflow dari Sludge Tank kembali masuk ke Continous Settling Tank (CST), bertambahnya umpan yang masuk CST dapat mengganggu proses pembentukan CPO produksi dan berdampak turunnya CPO produksi . Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menyelesaikan masalah di PKS jelatang dan memudahkan pekerjaan operator dalam memonitor level di Sludge Tank. Penelitian dilakukan dengan rancangan indikator level berbasis microcontroller untuk memonitor level Sludge Tank. Rancangan indikator level terdiri dari controller, actuator dan sensor yang di letakan dititik tertentu. Feedback yang diberikan oleh indikator level dari perubahan level ST adalah adanya peringatan dini (early warning). Peringatan dini yang diberikan berupa lampu yang menyala sebagai indikator bahwa sludge cukup untuk diolah. Hasil perancangan indikator level adalah telah dioperasikannya Sludge Centrifuge manakala Sludge Tank telah terisi 31.90 % dari total kapasitas atau sebesar 9.58 ton. Penurunan level sludge di Sludge Tank saat awal pengoperasian Sludge Centrifuge membuat kinerja pengoperasian 28.88 % menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya. Hasil dari kuisioner yang dibagikan menunjukan bahwa 100% karyawan menyatakan monitoring di Sludge tank lebih mudah dan 90% menyatakan bahwa pengoperasian Sludge Centrifuge dapat dilakukan lebih cepat dari sebelumnya. ?rnrnThe process of clarifying crude oil is the last process of processing Fresh Fruit Bunches (FFB) into Crude Palm Oil (CPO). CPO purification aims to separate material that can damage quality such as sludge , water, sand and others while minimizing the loss of oil contained in the sludge. Sludge Centrifuge is a machine that functions to re-quote the oil contained in the sludge. Palm Oil Mill of Jelatang has 4 (four) ST units with a capacity of 6 tons / unit. Sludge that will be processed by Sludge Centrifuge will be collected first in the Sludge Tank. Sludge Tank is a tank that serves as a temporary sludge reservoir before the sludge is fed to the Sludge Centrifuge. The Jelatang Palm Oil Mill has 2 (two) Sludge Tank units with a capacity of 15 tons / unit. Sludge processing according to SOP is done by operating 3 units of Sludge Centrifuge by observing the amount of sludge collected in the Sludge Tank. The amount of sludge that enters the Sludge Tank is 14.2 tons / hour, with this amount operating 3 units of Sludge Centrifuge carried out with a minimum amount of sludge reaching 6.61 tons in the Sludge Tank. Conditions that occur in Palm Oil Mill of Jelatang, the operation of Sludge Centrifuge is carried out when the Sludge Tank has filled 13.47 tons of sludge and has caused overflow. This is because the sludge level monitor cannot provide any warning except up and down movements. he unique thing that is in the PKS Jelatang is the overflow flow from the Sludge Tank back into the Continuous Settling Tank (CST), the increase in feed entering the CST can interfere with the production process of CPO production. The disruption of the CPO formation process is a serious problem because of the impact of lower CPO production. The research was conducted to solve the problem in Palm Oil Mill of Jelatang and facilitate the work of the operator in monitoring the level in Sludge Tank. The study was conducted with a microcontroller-based level indicator design to monitor the level of Sludge Tank. The design of the level indicator consists of the controller, actuator and sensors that are placed at a specific point. The feedback given by the level indicator of changes in ST level is the presence of early warning. Early warning is given in the form of a burning lamp as an indicator that the sludge is enough to be processed. The result of the level indicator design is that Sludge Centrifuge has been operated when Sludge Tank has been filled 31.90% of the total capacity or 9.58 tons. The decline in sludge level in the Sludge Tank at the beginning of the operation of Sludge Centrifuge made the operating performance 28.88% better than the previous situation. The results of the questionnaires distributed showed that 100% of employees stated that monitoring at the Sludge tank was easier and 90% stated that the operation of Sludge Centrifuge could be done faster than before.
Item Type: | Thesis (D3) |
---|---|
Contributors: | Contribution Contributors/Pembimbing NIDN Thesis advisor Hanifadinna, Hanifadinna NIDN0413018603 |
Uncontrolled Keywords: | Sludge centrifuge, Sludge tank, Overflow, Peringatan dini, Microcontroler |
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Vokasi > Teknologi Pengolahan Sawit |
Depositing User: | Perpustakaan ITSB |
Date Deposited: | 22 Jul 2024 03:42 |
Last Modified: | 22 Jul 2024 03:42 |
URI: | https://repository.itsb.ac.id/id/eprint/460 |