PEMANFAATAN SUKROSA SEBAGAI RETARDER PADA MORTAR BERBASIS TERAK NPI (NICKEL PIG IRON)

Alvino, Edwin (2018) PEMANFAATAN SUKROSA SEBAGAI RETARDER PADA MORTAR BERBASIS TERAK NPI (NICKEL PIG IRON). S1 thesis, Institut Teknologi Sains Bandung.

[thumbnail of TA_EDWIN ALVINO_123.14.017_AWAL.pdf] Text
TA_EDWIN ALVINO_123.14.017_AWAL.pdf

Download (315kB)
[thumbnail of TA_EDWIN ALVINO_123.14.017_BAB 1.pdf] Text
TA_EDWIN ALVINO_123.14.017_BAB 1.pdf

Download (79kB)

Abstract

Dengan maraknya pembangunan dimana aspek lingkungan itu harus diperhatikan, maka agregat kasar dan pasir yang berasal dari sumber daya alam, sebaiknya dibatasi, bila memungkinkan diganti dengan agregat produk limbah terak npi yang merupakan hasil buangan dari produk industri logam. Di Indonesia pada perusahaan Indoferro memiliki Kapasitas smelter NPI sebesar 250.000 ton per tahun. Dengan adanya penambahan, maka kapasitas produksi Indoferro akan meningkat menjadi 500.000 ton NPI per tahun (Guittara, 2016). Dan beton di musim panas cepat sekali mengeras setelah dicampur. Sedangkan secara tradisional salah satu bahan tambahan yang biasa digunakan untuk meningkatkan ketahanan panas adalah dengan gula. Penambahan gula yang disebarkan secara merata ke dalam adukan beton dapat mencegah terjadinya retakan-retakan mikro dalam beton yang terlalu dini, baik akibat panas hidrasi maupun akibat pembebanan (Birru dan Windya, 2009). Maka penelitian ini adalah membuat mortar dari campuran Terak NPI (nickel pig iron) dari PT Indoferro yang digunakan sebagai penguat pada pembuatan mortar. Dan sukrosa (gula pasir) sebagai retarder atau bahan memperlambat hidrasi. Dengan penelitian ini diperoleh manfaat adanya alternatif pemanfaatan limbah, sehingga dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan. Sampel dibuat dengan perbandingan pasir : semen 1:2,75 dengan variasi rasio (w/c) 0,6%, 0,5%, 0,4%. Variasi terak 0 & 50% dan sukrosa 0 & 0,05 gram %, beberapa material yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir, air, semen, terak dan gula pasir. Mortar dibuat menggunakan cetakan berdimensi 5 cm x 5 cm x 5cm. Seluruh material ditimbang sesuai mix design kemudian dilakukan pencampuran bahan bahan dan diaduk hingga homogen, setelah adukan homogen lalu dimasukan kedalam cetakan hingga 24 jam lalu dilepas, setelah itu dibiarkan mengeras dengan perawatan melapisi permukaan beton dengan kain basah untuk menjaga kelembaban, setelah mencapai umur yang ditentukan maka dilakukan pengujian. Hasil pengujian tekan menunjukan bahwa variasi penambahan terak pada campuran mortar yang memberikan kuat tekan maksimum adalah MT50-0,5 pada hari ke 28. Pada mortar terak didapatkan kuat tekan sebesar 23,8916 MPa dibandingkan dengan mortar normal sebesar 21,98 MPa. Peningkatan kuat tekan mortar campuran slag ini dapat terjadi karena slag mengandung senyawa sementik yang secara kimiawi dapat bereaksi dengan senyawa Calcium Hydroxide hasil reaksi hidrasi semen dengan air membentuk senyawa Calcium Silicate Hydrate yang berperan untuk meningkatkan kekuatan mortar. dapat dilihat bahwa sampel mortar kontrol memiliki waktu ikat awal lebih cepat dibandingkan dengan mortar sukrosa, yaitu pada menit ke 225 pada kedalaman 4,8 cm. Sedangkan waktu ikat awal mortar sukrosa terjadi pada menit ke 570 pada kedalaman 4,9 cm. itu disebabkan karena adanya penundaan proses pengikatan awal semen dengan membentuk lapisan tipis pada semen sehingga memperlambat reaksi semen dengan air.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
Contribution
Contributors/Pembimbing
NIDN
Thesis advisor
Soepriyanto, Syoni
NIDN
Thesis advisor
Harmaji, Andrie
NIDN0407019103
Uncontrolled Keywords: Retarder, terak npi , Calcium Silicate Hydrate, setting time
Subjects: Q Science > QC Physics
Q Science > QD Chemistry
T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy
T Technology > TP Chemical technology
Divisions: Fakultas Teknik dan Desain > Teknik Metalurgi
Depositing User: Perpustakaan ITSB
Date Deposited: 22 Jul 2024 03:25
Last Modified: 24 Jul 2024 14:10
URI: https://repository.itsb.ac.id/id/eprint/453

Actions (login required)

View Item
View Item