STUDI AWAL PEMBUATAN BENANG BEDAH BERBAHAN DASAR POLIVINIL ALKOHOL (PVA) BERPENGUAT MIKROKRISTALIN SELULOSA (MCC) DARI ALGA HIJAU (Cladophora sp.)

Arisyi, Hanifan (2018) STUDI AWAL PEMBUATAN BENANG BEDAH BERBAHAN DASAR POLIVINIL ALKOHOL (PVA) BERPENGUAT MIKROKRISTALIN SELULOSA (MCC) DARI ALGA HIJAU (Cladophora sp.). S1 thesis, Institut Teknologi Sains Bandung.

[thumbnail of TA_Hanifan  Arisyi_123.14.009_AWAL.pdf] Text
TA_Hanifan Arisyi_123.14.009_AWAL.pdf

Download (204kB)
[thumbnail of TA_Hanifan  Arisyi_123.14.009_BAB 1.pdf] Text
TA_Hanifan Arisyi_123.14.009_BAB 1.pdf

Download (118kB)

Abstract

Benang bedah merupakan biomaterial tekstil alami maupun sintetik yang digunakan untuk pembalutan luka dan regenerasi jaringan tubuh. Saat ini benang bedah yang digunakan terbuat dari bahan sintetis seperti PP, Polyester, dan Nylon atau bahan alami seperti catgut yang masing-masing memiliki permasalahan yakni berpotensi menimbulkan reaksi terhadap jaringan, menimbulkan reaksi imunogenitas, dan resiko penularan penyakit. Salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan adalah PVA yang tidak berpotensi menimbulkan reaksi jaringan karena sering digunakan untuk aplikasi medis seperti rekayasa jaringan, obat-obatan, dan lain-lain, selain itu memiliki sifat biocompatible dan biodegradable. Namun, PVA memiliki kekuatan yang rendah sehingga butuh penguat seperti selulosa. Selulosa dalam bentuk mikrokristalin merupakan bahan yang bersifat sangat kaku dengan modulus elastisitas mencapai 25 GPa sehingga berpotensi untuk dijadikan penguat dalam sistem komposit, selain itu selulosa memiliki gugus fungsi polar seperti PVA sehingga akan menghasilkan interface yang baik. Alga hijau (Chlorophyta) merupakan divisi terbesar dari semua divisi alga yang ada dan banyak dijumpai di perairan pantai. Alga hijau terdiri dari beberapa spesies, salah satunya adalah Cladophora sp. yang memiliki kandungan selulosa hingga 51%. Kandungan selulosa pada alga berpotensi untuk dimanfaatkan dalam aplikasi kesehatan seperti pembuatan benang bedah. Ekstraksi MCC dari alga dilakukan melalui tahap perlakuan basa, hidrolisis asam, dan bleaching. Perlakuan basa pada alga dilakukan pada variasi konsentrasi NaOH 1%, 5%, 10%, 15%, dan 17,5% dengan temperatur 1000C selama 2,5 jam. Hidrolisis asam dilakukan menggunakan larutan H2SO4 dengan variasi konsentrasi 0,1 M, 0,5 M, dan 1 M pada temperatur 100 0C selama 3 jam. Pengujian kuantitatif dilakukan menggunakan Chesson-Datta, uji protein, uji lipid, dan uji abu, serta pengujian kualitatif dilakukan menggunakan FT-IR untuk mengetahui pengaruh perlakuan basa dan hidrolisis asam terhadap kandungan lignoselulosa dan inorganik pada alga. Pembuatan serat dilakukan menggunakan metode pemintalan basah dengan variasi komposisi MCC 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, dan 10% dari berat PVA yang digunakan. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa perlakuan basa pada NaOH 17,5% dan hidrolisis asam 1 M dapat mengurangi kandungan hemiselulosa, lignin, protein, lipid, dan abu secara optimal. Penambahan MCC pada serat PVA menunjukan adanya peningkatan dalam sifat mekanik dengan kondisi optimal diperoleh pada penambahan MCC 10% dengan kekuatan tarik 126,26 MPa, persen elongasi 12,63%, dan kekakuan sebesar 3372,94 MPa.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
Contribution
Contributors/Pembimbing
NIDN
Thesis advisor
Mardiyati, Mardiyati
NIDN
Thesis advisor
Rizkiansyah, Raden Reza
NIDN
Uncontrolled Keywords: Alga hijau, Benang bedah, Mikrokristalin Selulosa, Polivinil Alkohol, Serat.
Subjects: Q Science > QC Physics
Q Science > QD Chemistry
T Technology > TN Mining engineering. Metallurgy
T Technology > TP Chemical technology
Divisions: Fakultas Teknik dan Desain > Teknik Metalurgi
Depositing User: Perpustakaan ITSB
Date Deposited: 22 Jul 2024 03:10
Last Modified: 24 Jul 2024 14:11
URI: https://repository.itsb.ac.id/id/eprint/445

Actions (login required)

View Item
View Item