PERANCANGAN PANTI WERDHA DI BEKASI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR PERILAKU

Persentase jumlah penduduk pada kelompok usia 65 tahun ke atas atau kelompok lansia di Indonesia terus mengalami peningkatan. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional/SUSENAS (BPS, 2020) menyebutkan bahwa 9,80% lansia tinggal sendiri. Menurut data pada Dinas Sosial Kabupaten Bekasi, jumlah lansia terlantar yang ada di Kabupaten Bekasi mencapai 5.333 jiwa. Pada Kecamatan Kedungwaringin sendiri mencapai 210 jiwa dengan presentase jumlah lansia yang tinggal sendiri mencapai 7,25 %. Kabupaten Bekasi belum memiliki sebuah fasilitas hunian yang dapat menampung lansia terlantar dari kalangan tak mampu yang terlantar di wilayahnya, karena itu perlu dibangun Panti Werdha. Panti Werdha ini akan dikembangkan di Desa Kedungwaringin, di Jalan Raya Pabayuran, Kedungwaringin, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Sebagai manusia, lansia membutuhkan tempat yang membahagiakan pada masa tuanya – tempat yang berkesan, tempat menyimpan harapan, tempat merasakan kehangatan cinta dan perhatian. Karena itu, pendekatan yang digunakan pada perancangan Panti Werdha ini adalah arsitektur perilaku. Arsitektur perilaku merupakan suatu metode pendekatan yang menyelidiki hubungan perilaku manusia dengan lingkungan arsitektur sebagai bahan pertimbangan penerapan desain. Hasil rancangan berupa Panti Werdha yang mampu mewadahi pola perilaku sebagai kebutuhan pengguna, terutama para lansia. Selain fasilitas hunian, terdapat fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, serta fasilitas rekreasi dan sosialiasi baik di dalam maupun luar ruang. Semua fasilitas dirancang selain memenuhi standar keamanan dan keselamatan, juga kemudahan untuk bergerak dan beraktivitas secara mandiri serta berorientasi, dengan menyediakan ramp, handrail sepanjang sebagai jalur sirkulasi dan penggunaan warna yang berbeda pada tiap fasilitas.