PERANCANGAN PABRIK KOPI DI KECAMATAN SEMPOR, KABUPATEN KEBUMEN, DENGAN PENDEKATAN FUNGSIONAL

Berdasarkan data kependudukan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 tercatat 7% dari total penduduk Kebumen berprofesi sebagai petani kopi. Daerah penghasil kopi terbesar berada di wilayah utara Kebumen, salah satunya, Kecamatan Sempor yang perekonomiannya termasuk terendah di wilayah ini. Hasil perkebunan kopi milik warga di Kecamatan Sempor sekitar 60-80 ton per tahun, bahkan dapat mencapai 120 ton per tahun. Pemerintah Kabupaten Kebumen sendiri memberikan perhatian lebih terhadap perkebunan kopi di Kecamatan Sempor. Apalagi Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perhutani) menguasai lahan perkebunan kopi seluas 120 hektar di sini. Panen awal pada 2023 ditargetkan mencapai 250 ton dan meningkat menjadi 480 ton pada tahun kedua. Kecamatan Sempor maupun Kabupaten Kebumen belum memiliki pabrik untuk mengolah hasil perkebunannya sendiri. Kabupaten Kebumen, khususnya Kecamatan Sempor, membutuhkan fasilitas pengolahan hasil perkebunan kopi berupa pabrik berbasis agroindustri kopi untuk mengolah hasil perkebunan kopi yang melimpah, Pendekatan yang dipilih untuk perancangan pabrik kopi adalah pendekatan fungsional karena tuntutan aspek teknis yang tinggi. Bangunan yang dirancang harus memenuhi segala tuntutan fungsionalnya agar optimal, efektif dan efisien. Aspek terkait struktur, penghematan energi dan ramah lingkungan, serta antisipasi pengembangan fasilitas di masa depan juga menjadi pertimbangan utama dalam perancangan pabrik kopi ini. Hasil rancangan berupa pabrik yang sesuai standar dan skala produksi melalui perhitungan kebutuhan dan alur produksi kopi. Pabrik juga dirancang peka terhadap sampah yang dihasilkan, dengan mendaurulang dan memanfaatkannya kembali. Penghematan energi pada bangunan pabrik dengan penentuan posisi bukaan dan pengendalian sinar matahari pada sistem pencahayaan dan penghawaan, juga penggunaan dinding masif, overhang dan secondary skin pada eksterior.