PENGGUNAAN GABUNGAN FEROTRAP DAN TANGKRINGAN (TRAPENGAN) UNTUK PENGENDALIAN KUMBANG TANDUK DAN TIKUS PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PADANG HALABAN ESTATE (PHLE), PT SMART TBK, LABUHANBATU UTARA, SUMATERA UTARA

Majah, Hisyam Ibnu (2024) PENGGUNAAN GABUNGAN FEROTRAP DAN TANGKRINGAN (TRAPENGAN) UNTUK PENGENDALIAN KUMBANG TANDUK DAN TIKUS PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PADANG HALABAN ESTATE (PHLE), PT SMART TBK, LABUHANBATU UTARA, SUMATERA UTARA. D3 thesis, Institut Teknologi Sains Bandung.

[thumbnail of TA_HISYAM IBNU MAJAH_011.21.031_AWAL.pdf] Text
TA_HISYAM IBNU MAJAH_011.21.031_AWAL.pdf

Download (666kB)
[thumbnail of TA_HISYAM IBNU MAJAH_011.21.031_BAB 1.pdf] Text
TA_HISYAM IBNU MAJAH_011.21.031_BAB 1.pdf

Download (272kB)
[thumbnail of TA_HISYAM IBNU MAJAH_011.21.031_DAFTAR PUSTAKA.pdf] Text
TA_HISYAM IBNU MAJAH_011.21.031_DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (247kB)

Abstract

Penurunan produktivitas kelapa sawit dapat dipengaruhi oleh hama kumbang tanduk dan tikus. Upaya pengendalian kumbang tanduk di Perkebunan Sinarmas menggunakan ferotrap, sementara pengendalian tikus secara biologis memanfaatkan predator alami berupa burung hantu dengan bantuan tangkringan. Ferotrap dan tangkringan memiliki kesamaan dalam penggunaan tegakan kayu, sehingga dirancang trapengan (modifikasi penggabungan ferotrap dan tangkringan) dengan tujuan efisiensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan trapengan dibandingkan dengan ferotrap dan tangkringan. Penelitian dilaksanakan di PT Smart tbk, Divisi 8, Perkebunan Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara dimulai dari 21 September 2023 sampai 13 Januari 2024. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi lapangan dengan mengamati tangkapan kumbang tanduk dan mendeteksi tanda-tanda aktivitas burung hantu. Data lapangan diolah dan dilakukan perhitungan rata-rata untuk membuktikan efisiensi trapengan. Didukung dengan perbandingan harga bahan pasaran di sekitar lingkungan pengamatan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa trapengan mampu memerangkap 8,7 hingga 32,1 ekor Oryctes per bulan, persentase aktivitas burung hantu pada trapengan, yakni antara 36,25% hingga 70,75%, dan penghematan biaya mencapai Rp 5.206,- per hektar, modifikasi penggabungan ferotrap dan tangkringan (trapengan) tidak mengurangi fungsi alat tersebut, dan terbukti lebih efisien dalam penggunaan bahan.

Item Type: Thesis (D3)
Contributors:
Contribution
Contributors/Pembimbing
NIDN
Thesis advisor
Priambodo, Okta Nindita
NIDN0405109601
Uncontrolled Keywords: Kumbang tanduk, Tikus, Trapengan, Efisien
Subjects: Q Science > Q Science (General)
S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Fakultas Vokasi > Teknologi Pengolahan Sawit
Depositing User: Perpustakaan ITSB
Date Deposited: 18 Nov 2024 07:43
Last Modified: 18 Nov 2024 07:43
URI: https://repository.itsb.ac.id/id/eprint/1031

Actions (login required)

View Item
View Item