ANALISIS KARAKTERISASI PEMBENTUKAN AIR ASAM TAMBANG BERDASARKAN PENDEKATAN HASIL KLASIFIKASI UJI STATIK PADA LOKASI X DI SUMATERA SELATAN

Pertambangan batubara merupakan industri yang mendukung perekonomian global, namun memiliki dampak lingkungan signifikan. Air asam tambang (AAT) yang terbentuk akibat keberadaan mineral sulfida seperti pirit dan markasit teroksidasi oleh oksigen dari udara di dalam air. AAT dengan pH rendah (< 4,5) merupakan masalah utama lingkungan yang berdampak negatif pada kualitas air, kesuburan tanah, bahkan terhadap kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi pembentukan AAT pada lokasi tambang batubara PT. X di Sumatera Selatan melalui karakterisasi geokimia dan mineralogi sampel batuan dengan pendekatan berdasarkan data hasil uji statik dan X-Ray Diffraction (XRD) untuk menentukan keseimbangan antara komponen pembentuk dan penetral asam dalam hal ini mencakup beberapa data parameter uji statik seperti pH pasta, net acid generation (NAG), dan Neraca Asam Basa (Acid Base Accounting/ABA) yang selanjutnya dilakukan klasifikasi. Batulempung (claystone) dan batupasir (sandstone) di daerah penelitian memiliki potensi dalam membentuk AAT oleh adanya mineral seperti pirit, arsenopirit, dan kalkopirit. Namun, keberadaan mineral kaolinit dapat berperan sebagai penetral asam. Dari keenam sampel batuan, 4 sampel tergolong sebagai PAF dengan kapasitas yang berbeda dan 2 sampel lainnya tergolong sebagai NAF. Hasil penelitian menunjukkan sampel batuan yang berpotensi membentuk AAT di lokasi penelitian lebih mendominasi, dengan perbandingan 58,33% PAF dan 41,67% NAF. Penelitian ini sebagai langkah awal dalam pengembangan strategi yang lebih efektif untuk mengurangi dampak AAT.

Coal mining is an industry that supports the global economy, but has a significant environmental impact. Mine acid water (AAT) which is formed due to the presence of sulfide minerals such as pyrite and basesite is oxidized by oxygen from the air in the water. AAT with a low pH (< 4.5) is a major environmental problem that negatively affects water quality, soil fertility, and even health. This study aims to identify the potential for the formation of AAT at the coal mine site of PT. X in South Sumatra through geochemical and mineralogy characterization of rock samples with an approach based on the data of static test results and X-Ray Diffraction (XRD) to determine the balance between acid-forming and neutralizing components, in this case including several static test parameter data such as paste pH, net acid generation (NAG), and Acid Base Accounting (ABA) which is then classified. Claystone and sandstone in the research area have the potential to form AAT due to the presence of minerals such as pyrite, arsenopirite, and chalcopyrite. However, the presence of kaolinite minerals can act as acid neutralizers. Of the six rock samples, 4 samples are classified as PAF with different capacities and the other 2 samples are classified as NAF. The results showed that rock samples that had the potential to form AAT at the research site were more dominant, with a ratio of 58.33% PAF and 41.67% NAF. This research is the first step in developing a more effective strategy to reduce the impact of AAT.