ANALISA PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT KOTA BANDAR LAMPUNG MENUJU KOTA LAYAK HUNI DITINJAU DARI ASPEK EKONOMI DAN ASPEK FISIK KOTA

Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung, serta sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan dan kebudayaan. Selain itu, merupakan pusat kegiatan dan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung yang memiliki letak geografis yang sangat strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, sehingga dapat mempengaruhi perkotaan di sekitarnya dan menjadi orientasi pemerintah pusat dalam pengembangan antar daerah di Indonesia. Hal tersebut didukung dengan perbandingan hasil survei Most Livable City Index (MLCI) pada tahun 2017 dan tahun 2022, bahwa Kota Bandar Lampung mengalami peningkatan index livability. Berdasarkan nilai indeks livability pada tahun 2022, diketahui masih terdapat variabel dengan indeks terendah berdasarkan aspek Most Livable City Index (MLCI) yang dikeluarkan oleh Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) pada tahun 2017 dan tahun 2022 yaitu aspek ekonomi dan aspek fisik kota yang artinya pada aspek tersebut perlu lebih diperhatikan lagi mengapa sampai tahun 2022 dengan jangka waktu 5 tahun, kedua aspek tersebut masih mendapatkan indeks yang rendah. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis campuran antara analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan dalam penelitian ini untuk menghitung gap antara persepsi dan ekspektasi masyarakat serta melakukan pemetaan diagram kartesius aspek ekonomi dan aspek fisik kota. Sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk menginterpretasi hasil penilaian kota layak huni berdasarkan variabel prioritas pada aspek ekonomi dan aspek fisik kota untuk mendukung Kota Bandar Lampung menuju kota layak huni. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pada tahun 2024, dapat dilihat bahwa Kota Bandar Lampung terjadi peningkatan indeks kota layak huni pada aspek ekonomi dan fisik kota sebesar 2,4% pada tahun 2024. Kemudian seluruh indikator secara keseluruhan memiliki nilai gap negatif dan tidak ada yang bernilai positif satupun, artinya dari 44 indikator aspek ekonomi dan aspek fisik kota pada saat ini kinerja nya tidak ada atau belum memenuhi harapan warga Kota Bandar Lampung. Lalu setelah dilakukan analisis variabel prioritas hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 22 indikator (aspek ekonomi dan fisik kota) yang perlu ditingkatkan saat ini, yaitu indikator yang berada pada kuadran I.